MENGENAL MARJINAL

Jumat, 06 Desember 2013

Marjinal itulah nama yang sering kita ingat ketika mendegar lagu-lagu perlawanan, lagu-lagu mereka banyak memberikan isnpirasi bagi kaum muda dan tua yang ada dinegeri ini !

Awal Marjinal dikenal dimasyarakat ?

Di saat Indonesia mengalami masa-masa yang mulai bergejolak pada sekitar tahun 1997 sekelompok anak muda dari Jakarta memilih media musik sebagai wahana berekspresi dan bertukar pikiran. Dengan lagu-lagu yang sarat akan pesan sosial, kelompok musik yang bernama Marjinal ini menyalurkan pemahaman dan perasaannya akan kondisi sosial saat itu. Tidak hanya di Jakarta, Marjinal senantiasa berbagi rasa dan cerita dengan kawan-kawan dari berbagai penjuru daerah di Nusantara dan dunia. (sebelum berganti nama menjadi marjinal, band ini bernama Anti abri dan anti military).

Marjinal memilih media musik yang berakar pada genre Punk, namun keterbukaannya atas berbagai genre lainnya seperti musik Tradisional, Akustik, Reggae hingga Metal membuat Marjinal tidak terjebak dalam warna musik yang monoton. Unsur humor pun turut dijadikan sebagai bahan baku dalam meramu lagu-lagu yang dibuat. Hal-hal seperti ini sepertinya cukup memberikan warna-warni yang menjadi daya tarik tersendiri bagi para pendengarnya.
Dalam perjalanannya, Marjinal juga mengalami sejumlah pergantian personil. Namun, itu membuat Marjinal menjadi terbangun lebih sebagai keluarga besar, bukan sekedar kelompok musik dengan sejumlah personil dengan tugasnya masing-masing. Orang-orang di sekitarnya memberikan kontribusi besar dalam proses pendewasaan Marjinal dalam banyak aspek. Hingga kini Marjinal terus berkarya bersama komunitas Taring babi yang dibangunnya untuk menghasilkan karya-karya seni. Tidak hanya di bidang musik, komunitas Taring Babi juga membuat sejumlah karya dalam bentuk lukisan, woodcut, sablon hingga kreasi daur ulang yang dapat dinikmati oleh masyarakat umum.
Ehh,, hampir lupa, ternyata marjinal gak mau disebut band.. karena mereka bermusik untuk meyeruakan emosi dan perlawanan akan dunia yang semakin gila.

0 komentar:

Posting Komentar